Air Terjun Aek Sijorni, Sijorni Holong Rohakku tu ho


Berwisata dari tempat satu ketempat yang lain dengan melalui jalur darat pasti sangat melelahkan, apalagi antar wisata memiliki jarak tempuh yang cukup lama. Gerah Panas dan kantuk karena terik matahari menjadi resiko besar dalam perjalanan. Bila anda melewati Tapanuli Selatan Sumatra Utara singgahlah ke Aek Sijorni, "AEK = Air, SIJORNI = Jernih". Kesegaran dan Keindahan alam akan anda dapatkan disini



Air Terjun Aek Sijorni bisa lebih tepat nya lagi seperti tempat pemandian, karena air yang mengalir bertingkat-tingkat tidak terlalu tinggi.
Pada tingkatan pertama ada dua kolam buatan yang sering diramaikan anak-anak bermain dengan kedalaman hingga 1.5 meter.
Tingkatan kedua ada seperti sungai kecil dengan air mengalir deras berujung pada kolam yang terbentuk secara alami sebagai wahana seluncur yang tidak hanya anak-anak yang tertarik untuk bermain. 
Diantara tingkatan pertama dan kedua adanya Gua kecik yang akan membangkitkan jiwa romantis atara pasangan.
Ditingkatan ketiga ada sungai yang berliku-liku cukup panjang dan sangat indah untuk dipandang.
Dipuncak bukit ada pondok-pondok untuk melihat wahana keindahan alam yang telah tercipta.



Lokasi :
Pemandian ini sangat mudah ditemui karena berada di jalan lintas. Jika Anda hendak menuju Madina ataupun ke Bukittinggi, akan melintasi kawasan wisata ini. Dari Medan memang butuh 12 jam perjalanan. Namun untuk masyarakat Tapanuli Selatan atau Madina, hanya butuh waktu 1 atau 2 jam. Sebab posisinya berada di tengah-tengah memisahkan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan Mandailing Natal. Lokasi Aek Sijorni berada di atas perbukitan. Awalnya saat masuk kita harus menyeberangi sungai dengan jembatan gantung. Atau bisa juga menyeberang dengan perahu yang disediakan warga setempat. Kita hanya dikutip bayaran Rp 2.000/orang saat hendak menyeberang melalui jembatan atau perahu tersebut. Menurut masyarakat setempat, kutipan tersebut sangat murah. Sebab pada tahun-tahun sebelumnya kita juga harus membayar Rp 2.000 untuk setiap lantai yang dilalui. Sebab jalan tersebut merupakan kebun atau tanah milik masyarakat. Setelah melewati jembatan, selanjutnya kita melintasi jalan ke atas yang telah bertingkat. Namun hanya beberapa meter saja, setelah itu jalannya tanah yang terjal dan berdebu. Untuk naik ke atas sangat sulit, terutama bagi orangtua. (sumber : www.medanbisnisdaily.com)








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulau Weh, Pesona Keindahan Titik Nol Kilometer

Candi Borobudur Jawa Tengah

Air Terjun Guruh Gemurai Yang Deras